Senin, 07 November 2016

Consumer Decision Process and Problem Recognition ( Chapter 14-Hawkins )


Consumer Decision Process
and Problem Recognition


1.     JENIS KEPUTUSAN KONSUMEN
     Konsumen saat ini lebih hati-hati dalam membeli suatu produk, merek, ataupun layanan yang lain. Konsumen sudah lebih pintar dalam memilih dan mengkonsumsi suatu barang atau jasa, mereka akan mempertimbangkan beberapa aspek kebutuhan, keuangan, lingkungan dan lainnya. Sementara pembelian dan perilaku pembelian didorong oleh kebutuhan hidup yang bermacam-macam dan membutuhkan budget yang lumayan banyak.Dewasa ini konsumen dituntut untuk memiliki keputusan yang rasional dalam memilih atau mengkonsumsi suatu barang atau produk.

Involvement and Types of Decision Making
1.         Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.
2.         Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
3.         Evaluasi alternatif
Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari.
4.         Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.
5.         Perilaku pasca pembelian
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.
 
A.   Nominal Decision Making
Pengambilan keputusan Nominal adalah keputusan yang tidak memerlukan pertimbangan apapun. Keputusan Nominal terjadi ketika ada keterlibatan yang sangat rendah dengan pembelian produk A. Seperti  pembelian pasta gigi yang menekankan pada ingatan pembeli, jika  pasta gigi merek A habis maka konsumen akan langsung membeli lagi pasta gigi merek A tanpa mempertimbangkan lagi.
1)    Brand Loyal Purchases (Pembelian loyalitas)
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2)    Repeat Purchases (Pembelian berulang)
Konsumen melakukan pencarian informasi dan evaluasi alternatif lagi pada setiap pembelian. Pada pembelian sebelumnya proses ini sebenarnya sudah dilakukan. Jadi, kalau produk yang digunakan memuaskan konsumen maka konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk dan merek yang sama.
B.   Limited Decision Making
Dalam pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) meliputi pencarian informasi secara internal maupun eksternal terbatas, sedikit alternatif, aturan pengambilan keputusan sederhana atas sejumlah kecil atribut, dan evaluasi purna pembelian yang rendah.Tipe ini berada di antara dua titik ekstrim.Yaitu, pengambilan keputusan nominal dan pengambilan keputusan diperluas.Contoh, anda memutuskan beli merek baru karena merasa bosan dengan merek saat ini, sekali pun memuaskan.
C.   Extended Decision Making
Pengambilan keputusan diperpanjang melibatkan pencarian internal dan eksternal yang luas dan diikuti dengan evaluasi kompleks beberapa alternatif.Ini adalah respon terhadap tingginya tingkat pembelian.Evaluasi pasca pembelian, keraguandan evaluasi menyeluruh menjadi aspek yang penting dalam keputusan yang diperpanjang. Contoh pembeli akan teliti dalam membeli produk yang sama, ketika akan membeli produk lain seorang pembeli akan lebih teliti lagi, karena ragu dalam memilih produk yang lain maka pembeli memutuskan untuk membeli produk yang lama lagi.
D.   Purchase involvement
Purchase involvement atau keterlibatan pembelian adalah tingkat kepedulian, atau  proses pembelian kebutuhan untuk mempertimbangkan pembelian produk A. Sementara pembelian dipengaruhi oleh interaksi individu, produk, dan karakteristik situasional.
E.   Product involvement
Product involvement atau keterlibatan produk adalah sangat berbeda dari keterlibatan pembelian produk A,konsumen mungkin lebih tergiur dengan merek (misalnya, merek terkenal) atau kategori produk, keterlibatan pembelian yang rendah dikarenakan ada loyalitas merek, tekanan waktu, dll.


2.    PROSES PENGENALAN MASALAH
A.   The Nature of Problem Recognition

Pengakuan masalah adalah hasil dari kesenjangan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya cukup untuk membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Keadaan yang sebenarnya adalah cara seseorang merasakan perasaan dan situasi berada di saat ini. Sebuah keadaan yang diinginkan adalah cara seseorang ingin merasakan atau berada pada saat ini.Jadi “nature of problem recognition” adalah keadaan yng berbeda dari keinginan suatu konsumen dengan situasi yang terjadi saat ini.
The Process of Problem Recognition

The Desire to Resolve Recognized Problems
Besarnya perbedaan antara negara-negara yang diinginkan dan aktual,  tingkat kebutuhannya ditentukan oleh seberapa penting masalah ini adalah untuk pemeliharaan gaya hidup yang diinginkan. Perbedaan suatu daerah karena factor geografis akan mempengaruhi perkenalan suatu produk dari daerah satu dengan yang lain. Selain itu perbedaan gaya hidup antar konsumen juga berpengaruh penting terhadap keputusan konsumen dalam memilih.
B.   Tipe Masalah Konsumen
Secara garis besar jenis masalah konsumen terbagi atas dua jenis, yang pertama adalah masalah aktif dan yang kedua adalah masalah tidak aktif.Masalah aktif adalah salah satu konsumen yang menyadari atau akan menyadari dalam adanya proses strategi pemasaran.Konsumen hanya membutuhkan pemasar untuk meyakinkan mereka bahwa merekA adalah solusi unggul. Sehingga para konsumen akan membeli produk tersebut karena merasa diyakinkan oleh produsen. Sedangkan          Masalah tidak aktif adalahkonsumen yang tidak menyadari kalau ada pengaruh strategi pemasaran dalam suatu produk. Jadi mereka tidak akan tertarik dengan strategi pemasaran suatu produsen.
 

3. PENENTU TIDAK TERKENDALI DARI PENGENALAN   MASALAH
Sebah perbedaan antara apa yang diinginkan oleh konsumen dan apa yang konsumen miliki terhadap kondisi yang dibutuhkan untuk pengenalan masalah merupakan hasil dari beragam faktor yang mempengaruhi keingingan konsumen, persepsi yang ada di suatu wilayah, atau keduanya. Faktor-faktor ini sering lebih mempengaruhi secara langsung daripada manajer pemasaran. Berikut gambar yang meringkas faktor utama non-marketing yang mempengaruhi pengenalan masalah:
Nonmarketing Factors Affecting Problem Recognition
Gambar di atas tersebut  akan mengungkapkan bahwa sebagian besar faktor non-marketing yang berdampak pada pengenalan masalah itu cukup jelas dan logis. Seperti halnya budaya yang berdampak pada hampir semua aspek dari keadaan yang diinginkan. Contoh: keinginan untuk dikenali sebagai seseorang yang independen, sosok yang unik dengan perilaku khas dan kepemilikan yang berbeda tajam antara konsumen amerika dan konsumen jepang karena pengaruh budaya.

4.      STRATEGI PEMASARAN DAN PENGENALAN MASALAH
Para manajer pemasaran memiliki 4 konsen yang berhubungan dengan pengenalan masalah.Pertama, mereka perlu tahu masalah konsumen yang harus dihadapi.Kedua, manager harus mengerti bagaimana mengembangkan pembauran pemasaran untuk menyelesaikan masalah konsumen.Ketiga, mereka terkadang ingin menyebabkan kosumen untuk mengenali masalah.Keempat, ada kalanya ketika manajer ingin menekan pengenalan masalah di antara konsumen
A.   Menemukan Masalah Konsumen
Beragam varietas dari beberapa pendekatan yang digunakan untuk mementukan masalah yang harus dihadapi oleh konsumen.Pendekatan yang paling tidak diragukan adalah intuisi. Manajer dapat menganalisis suatu kategori produk tertentu dan secara logika dapat menentukan  dimana dapat diperbaiki. Kesulitan dengan pendekatan ini adalah masalah yang diidentifikasi tidak terlalu penting bagi sebagian besar konsumen.Oleh karena itu, sejumlah teknik penelitian juga digunakan.Teknik penelitian yang sering digunakan adalah survey, dimana meminta jumlah yang relative besar dari beberapa individu tentang masalah yang mereka hadapi.Teknik kedua yang biasa digunakan adalah kelompok fokus.  Kelompok fokus terdiri dari 8 – 12 individu yang memiliki kemiripan, seperti:  kumpulan mahasiswa laki-laki, para pengacara, atau kaum wanita muda. Mereka biasanya bersama-sama mendiskusikan topik tertentu. Teknik survey dan kelompok fokus ini keduanya cenderung menggunakan tiga pendekaan untuk mengidentifikasi masalah: analisis kegiatan, analisis produk, atau analisis masalah.  Sedangkan teknik ketiga, penelitian faktor manusia, tidak bergantung pada survey atau kelompok fokus.Penelitian emosi, hal tersebut adalah teknik ke empat, upaya untuk menemukan peran emosi dalam pengenalan masalah.
1)    Activity Analysis
Analisis kegiatan ini berfokus pada aktivitas tertentu. Teknik survei atau kelompok fokus berupaya untuk menentukan apa masalah yang ditemukan oleh konsumen selama sedang beraktivitas.
2)    Product Analysis
Analisis produk ini mirip dengan analisis kegiatan, tetapi meneliti pembelian dan / atau menggunakan produk atau brand tertentu.
3)    Problem Analysis
Analisis ini menggunakan pendekatan yang berlawanan dengan teknik sebelumnya. Dimulai dengan data masalah dan bertanya kepada responden untuk mengindikasi yang mana aktivitas, produk, brand yang terkait dengan masalah-masalah tersebut.
4)    Human Factors Research
Teknik ini berupaya untuk menentukan kapabilitas manusia dalam ruang lingkup visi, kekuatan, fleksibilitas, kelelahan. Sementara banyak metode yang dapat digunakan dalam
5)    Emotion Research
Pemasar memulai untuk melakukan penelitian tentang peran emosi dalam proses pengambilan keputusan.
B.   Menanggapi Pemasalahan Konsumen
Sejak permasalahan konsumen telah teridentifikasi, manajer mungkin menyusun bauran pemasaran untuk menyelesaikan masalah.Hal ini dapat melibatkan pengembangan atau perubahan suatu produk, memodifikasi hubungan distribusi, mengubah kebijakan harga, ata merevisi strategi pengiklanan.
C.   Menolong Konsumen Mengenali Masalah
Ada saatnya ketika manajer akan menimbulkan pengenalan masalah daripada bereaksi.
1)      Generic versus Selective Problem Recognition
Dua pendekatan dasar yang digunakan untuk pengenalan masalah itu ada 2, yaitu: pengenalan masalah generic dan pengenalan masalah selektif. Itu semua beranalogi dengan konsep ekonomi tentang permintaan generic dan permintaan selektif.
a.      Generic problem recognition
Pengenalan masalah generik melibatkan perbedaan pada berbagai merek dalam kategori produk. Umumnya, perusahaan akan berupaya untuk mempengaruhi pengenalan masalah generik ketika masalah laten atau tidak terlalu penting dan salah satu kondisi berikut:
·        Diawali dengan siklus hidup produk
·        Perusahaan memilki pangsa pasar yang luas
·        Pencarian eksternal setelah pengenalan masalah cenderung dibatasi
·        Usaha kooperatif sebuah industri
b.      Selective problem recognition
Pengenalan Masalah Selektif ini melibatkan perbedaan hanya dengan satu brand dapat menyelesaikan masalah. Perusahaan berupaya untuk menimbulkan pengenalan masalah selektif untuk mendapatkan atau mempertahankan pangsa pasar, sementara peningkatan pengenalan masalah generic umumnya menghasilkan perluasan dari total pasar yang ada.
2)      Pendekatan untuk Mengaktifkan Pengenalan Masalah
Bagaimana perusahaan dapat mempengaruhi pengenalan masalah?Ingat bahwa pengenalan masalah adalah fungsi dari (1) penting dan (2) besarnya perbedaan antara wilayah keadaan yang diinginkan dan wilayah keadaan sebenarnya. Dengan demikian, perusahaan dapat mencoba untuk mempengaruhi ukuran perbedaan dengan mengubah keadaan yang diinginkan atau persepsi wilayah yang ada sebenarnya.Atau, perusahaan dapat berupaya untuk mempengaruhi persepsi kepentingan dari perbedaan yang ada.
3)      The Timing of Problem Recognition
Konsumen sering mengenali masalah-masalah di waktu ketika solusi untuk pembelian itu susah dan tidak mungkin:
·        Kita memutuskan kita butuh rantai salju ketika terjebak dalam badai salju
·        Kita menyadari kebutuhan asuransi setelah kecelakaan
·        Kita ingin bunga tulip tidur terus di musim semi, sedang kita lupa untuk menanam ubi ketika musim gugur
·        Kita menginginkan obat kedinginan ketika sakit, tetapi tidak merasa seperti mengemudi ke toko
Dalam beberapa instansi, pemasar berupaya untuk mencoba membantu konsumen menyelesaikan masalah setelah masalah tersebut muncul. Sementara beberapa perusahaan, perusahaan asuransi tertentu, berupaya untuk memulai mengenali masalah melalui pengiklanan media massa, yang lain lebih mengandalkan penampilan poin pembelian dan pengaruh dalam toko lainnya
D.   Menekan Pengenalan Masalah
Sebagaimana telah kita lihat, kompetisi, organisasi konsumen, dan lembaga-lembaga pemerintah terkadang mempekenalkan informasi dalam pasar yang memicu pengenalan masalah yang membuat pemasar tertentu menghindar.Pembuat merek dengan substansial nominal atau keputusan pembelian yang terbatas tidak ingin pelanggan mereka secara langsung mengenali masalah dengan merek produk mereka. Efektivitas control kualitas dan distribusi itu sama-sama penting dalam situasi ini.


 Download PPT di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar