Sabtu, 10 September 2016

PERILAKU KONSUMEN Chapter 8 : PERSEPSI


CHAPTER 8 : PERSEPSI

DEFINISI PERSEPSI
Persepsi berasal dari bahasa latin perception yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin komunikasi yang disampaikan dapat diterima secara maksimal. Berikut beberapa definisi mengenai persepsi :
1.      Persepsi adalah suatu proses menafsirkan stimuli-stimuli yang diperoleh indera manusia. Proses indera menangkap stimuli dinamakan sensasi. Jadi, sensasi adalah proses menangkap stimuli. Agar stimuli tersebut memiliki makna, maka komunikan melakukan persepsi yang bergantung pada pikiran dan perasaannya (Suranto, 2011: 63).
2.     Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Stimulasi tersebut terdiri dari suatu obyek tertentu yang dilihat konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya. (Ferrinadewi, 2008:42).
3.     Kotler dalam Noviyarto (2010: 111) mendefinisikan persepsi adalah proses yang digunakan konsumen untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi.
KARAKTERISTIK PERSEPSI
Information Processing adalah sejumlah aktivitas yang mana stimulus diterima, diubah dalam bentuk informasi, dan disimpan. Proses persepsi sangat penting dan berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen (Neal, Quester dan Hawkins, 2004: 20). Dalam memahami persepsi, pertama-tama harus mengetahui apa yang dimaksud dengan sensasi. Sensasi diterima oleh manusia melalui panca indera, yaitu mata, telinga, hidung, mulut dan kulit yang disebut juga sistem sensorik (Prasetijo dan Ihalauw, 2005: 67). Sensasi yang diterima oleh sistem sensorik manusia disebut juga stimulus.Berikut gambaran proses persepsi menurut Solomon dalam Ferrinadewi (2008: 43) :
 
Gambar diatas menjelaskan bahwa stimuli eksternal merupakan bahan mentah yang diterima oleh konsumen melalui beberapa saluran panca indera manusia yang berfungsi sebagai sensory receptor atau sensor penyerap. Melalui sensor penyerap, bahan mentah tersebut akan memicu terjadinya proses internal, yakni persepsi konsumen terhadap stimuli-stimuli eksternal tersebut. Proses persepsi terjadi secara cepat, otomatis dan tidak disadari oleh konsumen. Berikut penjelasan dari masing-masing bagan yang ada di gamber sebelumnya  berdasarkan pendapat Ferrinadewi (2008: 44) :
1.   Pandangan
Perusahaan mencoba berkomunikasi kepada publiknya dengan memberikan rangsangan pada indera penglihatan konsumen seperti rancangan toko, etalase produk, serta memperhatikan efek warna, sinar, bentuk, gaya, tata letak, ukuran dan sebagainya. Warna seringkali diasosiasikan dengan suasana tertentu,
2.   Suara
Suara seperti musik dapat mewakili suasana hati (mood) manusia dan menciptakan brand awareness terhadap produk. Beberapa restoran seringkali menyajikan musik yang lembut untuk menciptakan suasana relaks bagi pengunjungnya sehingga mereka merasa nyaman untuk kembali.
3.   Aroma
Aroma atau bau tertentu dapat mempengaruhi emosi seseorang, apakah rasa senang, suka, tenang, bahkan sebal. Aroma juga mengingatkan pada pengalaman masa lampau dan mengurangi stres. Dalam bidang jasa, aroma pun banyak digunakan untuk mempengaruhi perasaan dan perilaku konsumen.
4.      Rasa
Sensory receptor berperan penting ketika mereka berinteraksi dengan produk. Bahkan konsumen seringkali memiliki rasa suka yang tinggi untuk rasa tertentu. Kondisi ini sering ditemukan pada produk yang mengandung unsur jasa seperti restoran.
5.      Tekstur
Mood atau perasaan tertentu dapat diciptakan melalui sentuhan, seperti tekstur suatu produk.

PERSEPSI ADALAH PROSES DIMANA INDIVIDU DIEKSPOS
Tahapan / proses dimana individu diekspos adalah :
A.       Tahap Exposure(  Paparan ). Konsumen menerima informasi melalui panca indera
Salah satu karakteristik yang menonjol dari pemrosesan informasi konsumen pada tahap exposure adalah selektivitasnya. Melalui proses yang dikenal sebagai exposure selektif, konsumen secara aktif memilih apakah akan mengekspor atau tidak diri mereka pada informasi.
Lingkungan di sekitar konsumen menyediakan banyak stimuli dan mungkin konsumen tersebut hanya menaruh perhatian pada satu stimuli dan tidak menghiraukan stimuli lainnya. Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005: 71) kemampuan sistem sensorik untuk menerima stimulus dipengaruhi oleh faktor fisik (sehat atau tidaknya alat-alat sensorik atau reseptor sensorik) dan faktor intensitas stimulus (adanya pengulangan stimulus).
Walaupun konsumen sering menghindari iklan dan stimulus marketing lain, terkadang mereka secara aktif mencari stimulus tersebut untuk berbagai alasan seperti untuk mencapai gol, hiburan dan informasi.
Eksposure terhadap iklan online dapat bersifat voluntary dan involuntary. Eksposure terhadap iklan banner dan pop-ups ketika kita mencari suatu informasi bersifat involuntary, sedangkan jika kita mengklik iklan tersebut maka hal itu sudah bersifat voluntary.
Permission-based marketing terjadi ketika konsumen secara sukarela memilih dan bersedia menerima promosi iklan melalui email. Konsumen dapat mengendalikan pesan yang ingin diterima dan menjadi lebih reseptif dan responsive terhadapp pesan tersebut.
B.      Tahap Perhatian.
Perhatian (attention) adala proses mental ketika stimulus atau rangkaiaan stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah (Jalaluddin Rakhmat, 2011: 51). Keterbatasan otak dalam memproses informasi menimbulkan perceptual selection, artinya konsumen menentukan dan memilih diantara stimulus yang ada. Artinya, perhatian adalah tentang sejauh mana individu memproses stimuli tertentu.
1)      Faktor Stimulus
Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen-komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama. Faktor stimulus adalah karakteristik fisik dari suatu stimulus. Karakteristik stimulus seperti ukuran dan warna iklan dapat dikendalikan oleh marketer dan dapat menarik perhatian terlepas dari karakteristik individu atau situasi.

Size. Umumnya stimulus yang lebih besar lebih diperhatikan daripada stimulus yang lebih kecil.

Intensity. Intensitas (contohnya, kekerasan suara, kecerahan, durasi) stimulus dapat meningkatkan perhatian. Contohnya, semakin panjang sebuah scene iklan ditayangkankan dalam layar, maka akan semakin mudah menarik perhatian dan diingat. Dalam konteks online, satu aspek dari intensitas adalah intrusiveness, atau tingkat dimana sesorang dipaksa harus melihat atau berinteraksi dengan iklan spanduk untuk melihat isi yang diinginkannya.

Attractive Visuals. Individu cenderung untuk tertarik pada stimulus yang menyenangkan dan menolak stimulus yang tidak menyenangkan. Hal ini menjelaskan kemampuan dari attractive visual seperti pemandangan pegunungan dan model yang keren untuk menarik perhatian konsumen dalam sebuah iklan.. Keunggulan gambar berpengaruh pada perhatian dan menunjukkan pentingnya sebuah iklan bergambar dan juga menunjukkan mengapa penggunaan gambar dalam iklan cetak dapat dibenarkan. Perhatian dikatakan terbatas, menarik perhatian dari satu elemen iklan dapat mengurangi elemen lainnya. Contohnya, menambah ukuran gambar dalam iklan cetak dapat mengurangi jumlah perhatian yang diberikan konsumen pada merek.
Faktor lainnya yang menarik perhatian pada iklannya sendiri dan bukan pada mereknya dan juga nilai jualnya harus digunakan secara hati-hati. Komponen visual iklan merupakan salah satu factor tersebut. Model yang menarik menyajikan faktor lainnya. Satu perusahaan menemukan bahwa menampilkan model yang berpakaian seksi dalam iklan cetak menarik perhatian dari merek dan mengarahkan perhatian pada model tersebut. Sehingga konsumen hanya mengingat nama merek produk hanya selama 72 jam, dan menurun 27 persen.



Color and Movement . Warna dan gerakan disajikan untuk menarik perhatian, dengan warna yang cerah dan item yang bergerak akan lebih diingat. Karakteristik dan kekhususan warna membuat perasaan tertarik, yang kemudian berhubungan dengan perhatian. Warna yang lebih cerah akan lebih menarik dibandingkan yang tidak cerah. Dan, warna yang hangat seperti warna merah dan kuning lebih menarik dibanding warna merah.

Warna dan gerakan juga penting dalam periklanan. Iklan spanduk dengan animasi bergerak akan lebih menarik perhatian dibanding dengan iklan yang sama tanpa animasi bergerak. Dalam sebuah studi dari periklanan Yellow Pages, iklan berwarna lebih sering disertakan dibanding iklan tanpa warna.



Position. Posisi merupakan penempatan suatu objek pada waktu atau jarak fisik. Pada toko eceran, item dapat dengan mudah ditemukan dan dipajang untuk menarik perhatian, misalnya seperti kios. Ketika item terletak di pusat visual individu maka individu itu akan lebih tertarik terhadap item tersebut daripada barang yang diletakkan di tepi, Efek posisi pada iklan sering didasarkan pada medium dan bagaimana konsumen secara normal berinteraksi dengan medium tersebut. Dalam kontek print-out, iklan yang diletakkan pada bagian kanan akan lebih diperhatikan daripada yang bagian kiri dan bagaimana individu membaca majalah atau Koran dengan teliti.


Isolation. Isolasi merupakan pemisahan suatu stimulus objek dengan objek yang lainnya. Dalam toko, penggunaan stand dalam kios didasarkan pada prinsip ini. Dalam periklananan, penggunaan “white space”(menempatkan pesan singkat ditengah dan yang lainnya berwarna putih atau hitam) juga didasarkan pada prinsip ini, sama halnya dengan diam sebentar pada acara radio komersil.

Format. Format adalah cara pesan ditampilkan. Umumnya, presentasi yang lurus kedepan akan lebih mendapat perhatian daripada presentasi yang kompleks.
Pesan audio pun harus mudah dipahami.

Contrast and expectancies. Konsumen akan lebih memperhatikan stimulus yang kontras. Kekontrasan berhubungan dengan harapan. Harapan kita mendorong persepsi kita terhadap kekontrasan. Salah satu perhatian marketer adalah sekali promosi menjadi familiar bagi konsumen, maka hal ini akan mengurangi kemampuan untuk menarik perhatian dan ketertarikan mereka.
 
Interestingness. Individu tertarik dengan apa merupakan karakteristik individu itu sendiri. Snowboarder akan lebih mungkin datang ke iklan atau toko yang berhubungan dengan aktivitas tersebut. Oleh karena itu, ada karakeristik pesan, toko, pajangan toko yang membuat ketertarikan sehingga dapat menarik persentase populasi yang besar.

Information quantity. Faktor stimulus yang terakhir adalah information quantity, menampilkan sejumlah cue dalam stimulus field. Cue ini dapat berhubungan dengan ciri-ciri merek itu sendiri, pengguna merek yang khusus, situasi penggunaan yang khusus,dan sebagainya. Informasi ini dapat dibuat pada kemasan, pajangan, di Website, dan di iklan. Informasi dapat membantu konsumen membuat keputusan. Iklan pada media cetak seringkali lebih menarik perhatikan dibanding dengan iklan di TV. Ini bisa diakibatkan oleh information overload yang terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan begitu banyak informasi sehingga mereka tidak dapat dan tidak akan mengikuti semuanya.

2)     Faktor Indvidual
Faktor individual merupakan karakteristik seseorang mengenai ketertarikan (interest) dan kebutuhannya (need). Karakteristik ini merupakan faktor utama yang dapat memperngaruhi perhatian konsumen.
Menurut Robbins (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam karakter individu masing-masing. Karakter tersebut dipengaruhi oleh :

1. Sikap
Faktor ini terjadi apabila ada dua individu yang sama, namun memiliki pengertian yang berbeda akan sesuatu yang dilihat satu sama lain. Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang tetap, baik itu menyenangkan atau tidak terhadap objek tertentu.

2. Motivasi
Rasa ketidakpuasan individu terhadap mutu suatu produk akan mendorong mereka untuk memiliki pengaruh yang kuat terhadap persepinya. Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan, dorongan bawah sadar yang membentuk perilaku bersifat biologis, psikologis dan moral individu semua berorientasi kepada tujuan.

3. Interest
Tidak diragukan lagi bahwa minat seseorang dengan orang lain pasti berbeda, apa yang diperhatikan oleh seseorang dan apa yang dirasakannya dalam situasi tertentu bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya.

4. Experience/pengalaman
Fokus dari karakter ini yaitu berhubungan dengan individu yang mempunyai pengalaman masa lalu. Seseorang merasakan pengalaman masa lalu yang kemudian dikaitkan dengan hal yang terjadi sekarang. Walaupun beberapa pengalaman diperoleh secara sengaja, namun kebanyakan pembelajaran pengalaman diperoleh secara kebetulan. Unsur-unsur yang menyumbang pada pemahaman terhadap pengalaman adalah motivasi, petunjuk, tanggapan dan penguatan.

5. Ekspektasi
Suatu pengharapan pada satu produk yang apabila tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen, maka hal tersebut dapat merubah persepsi mereka dari stimuli yang mereka terima sebelumnya.

  
3)      Faktor Situasional
Faktor Situasional adalah faktor di dalam lingkungan objek yang dapat mempengaruhi tingkat kepekaan konsumen terhadap stimuli. Misalnya apabila konsumen ditempatkan pada suatu pasar yang penuh sesak, maka konsumen tersebut tidak akan menaruh perhatian pada stimuli yang berada di lingkungan sekitar, melainkan dia akan meminimalisir waktu yang ada ditempat tersebut. Berbeda halnya dengan penumpang Garuda Airlines yang memiliki kenyamanan dan kesenjangan waktu untuk membaca majalah yang penuh iklan-iklan dan membaca daftar harga barang yang dijual pihak Garuda.
·   Kekacauan / Clutter
Clutter. Clutter menggambarkan banyaknya stimulus yang terdapat dalam lingkungan. Dalam sebuah penelitian ,menyatakan bahwa ketika kita memberikan lingkungan dengan display point-of-purchase yang terlalu banyak, maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah atensi consumer pada display tersebut. Begitu juga dalam hal iklan, konsumen lebih sedikit memberikan perhatian pada iklan dalam kelompok besar, dibandingkan dengan iklan yang ada dalam kelompok kecil.
·   Faktor Keterlibatan Program
Pada umunya audien atau konsumen memperhatikan iklan yang ada karena didukung oleh suatu program (isi editorial), bukan karena pesan dari iklan tersebut. Perlu diketahui bahwa sifat atau ciri suatu program dapat mempengaruhi intensitas perhatian yang dapat diterima oleh iklan.

4)      Nonfocussed Situation
                  ·      Hemispheric Lateralization
Merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang berlangsung di sisi lain otak. Otak bagian kiri secara primer bertanggung jawab terhadap informasi verbal, representasi symbol, analisa sekuen, dan bagian kesadaran yang melaporkan hal apa yang terjadi. Bagian otak kiri mengontrol aktivitas yang kita sebut pemikiran rasional. Sedangkan bagian kanan otak bekerja dengan gambar, geometri, dan informasi nonverbal dimana individu tidak mampu mengungkapkannya secara verbal. Bagian otak kanan berhubungan dengan gambar dan impresi.

Otak bagian kiri membutuhkan waktu istirahat secara berkala, sedangkan otak bagian kanan dapat dengan mudah melakukan scan informasi dalam jumlah besar dalam waktu yang tak terbatas. Berdasarkan hal ini Kruggman menyatakan” merupakan kemampuan otak kanan untuk merekam gambar yang menyebabkan bagian otak tersebut dapat melakukan screening lingkungan dengan cepat-untuk memilih bagian mana yang harus difokuskan oleh otak bagian kiri.” Suatu penelitian mengenai banner iklan menemukan adanya proses preconscious screening. Dikatakan bahwa para web surfer mampu untuk mlihat sebuah banner iklan tanpa melihatnya secara langsung.
Namun, perhartian secara langsung yang diberikan pada iklan tersebut hanya sekitar 49 persen dari keseluruhan waktu ia melihat banner iklan tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan di web ini disimpulkan bahwa konsumen mampu membentuk pengetahuannya mengenai karakteristik banner (ukuran dan lokasinya) yang digunakan untuk menghindari perhatian secara langsung. Namun, bukan karena konsumen tidak memberikan perhatian secara langsung kepada sebuah iklan bukan berarti ia tidak terpengaruh.

      ·         Subliminal Stimuli
Suatu pesan yang disampaikan dengan begitu cepat, begitu perlahan-lahan, atau dengan begitu ditutup-tutupi oleh pesan lainnya yang tidak disadari, tidak terlihat atau tidak terdengar disebut dengan subliminal stimuli. Iklan yang bersifat subliminal telah menjadi perhatian dari sebuah penelitian dan perhatian masyarakat. Karena merupakan suatu pertimbangan bagi konsumen untuk meperhatikan atau tidak memperhatikan iklan tersebut.
Banyak orang percaya bahwa konsumen dapat dipengaruhi pada tingkat ‘bawah sadar’ bahkan tingkat ‘tidak sadar’ dengan iklan “subliminal”. Iklan subliminal mampu mempengaruhi perilaku konsumen tanpa konsumen menyadarinya. Contoh klasik uji percobaan iklan subliminal adalah tayangan kilat pesan seperti “makanlah popcorn” atau “minumlah Coca-Cola” yang diselipkan dalam sebuah film  di bioskop New Jersey.  Tayangan ini begitu cepatnya sehingga tak dapat ditangkap  pikiran ‘sadar’. 
 
C.      Tahap Pemahaman. Proses rancangan panca indera sehingga mereka dapat memahaminya.
Interpretasi terjadi ketika konsumen memberikan makna pada sekumpulan stimuli yang diterimanya. Interpretasi konsumen terhadap suatu simuli yang diterimanya, dipengaruhi oleh latar belakang konsumen, seperti demografi, gaya hidup, psikografi atau budayanya.
Neal, Quester dan Hawkins (2004: 240) menjabarkan faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut :
1.      Karakteristik Individual
Dua variabel yang mempengaruhi interpretasi seseorang terhadap suatu objek adalah pengalaman dan harapan.
·         Pengalaman

Setiap individu memiliki pengalaman atau pembelajaran masa lalu terhadap suatu kategori produk yang dapat mempengaruhi terjadinya pemberian makna terhadap obyek tertentu.
·         Harapan
Individu memiliki harapan tertentu terhadap obyek yang akan dikonsumsinya.
 
2.      Karakteristik Situasional
Karakteristik situasional diantaranya seperti lapar, waktu yang tersedia untuk mengkonsumsi suatu objek.

           3.      Karakteristik Stimulus
Sifat alamiah suatu produk, kemasan, dan iklan memiliki kontribusi besar terhadap proses mental individu dalam memberikan makna terhadap pesan atau stimuli yang disampaikan. Konsumen biasanya menggunakan nama merek (brand), harga, tampilan fisik produk, dan reputasi perusahaan sebagai indikator kualitas produk.
Konsumer bereaksi dan menginterpretasikan sifat dasar dari stimulus (ukuran, bentuk, warna), cara pengaturan stimulus, dan perubahan pada stimulus.
§ Sifat
Sifat yang spesifik dari stimulus seperti ukuran, bentuk, dan warna mempengaruhi interpretasi. Diluar sifat yang spesifik, secara umum stimulus dapat dikategorikan sebagai stimulus yang mudah atau yang sulit untuk diproses.
§ Pengaturan
Pengaturan mempengaruhi interpretasi dan kategorisasi konsumer. Misalnya, kita lebih cenderung menerima huruf-huruf yang membentuk kata yang kamu baca sebagai kata dibandingkan dengan sebagai huruf yang berdiri sendiri. Efek ini ditingkatkan oleh fakta bahwa setiap kata memiliki huruf yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh spasi yang lebih besar, prinsip ini disebut dengan proximity. Proximity merujuk pada fakta dimana stimulus yang diposisikan saling berdekatan dianggap termasuk ke dalam kategori yang sama. Terkadang proximity datang dari stimulus itu sendiri
Ambush marketing adalah istilah yang diberikan kepada sebuah perusahaan atau merek yang mencoba mengaitkan diri dengan sebuah event akbar tertentu (biasanya event olah raga) tanpa perusahaan tersebut membayar dan mendapatkan hak sponsorship dari event tersebut.
Sebuah hotel misalnya, secara khusus mendekorasi ruangan-ruangannya mengikuti kostum tim-tim yang berlaga di Piala Dunia. Ada juga kasus lain di mana toko cake membuat koleksi khusus Piala Dunia yang kemudian begitu laris-manis. Atau sebuah jaringan supermarket yang melakukan kampanye sales promo selama berlangsungnya Piala Dunia. Mereka semua bukanlah sponsor resmi Piala Dunia, namun menuai manisnya fulus dari aksi ambush marketing yang dilakukannya. Semakin jauh dari endusan FIFA, maka para ambusher itu akan makin merajalela.

4.   Consumer Inferences
Konsumer menggunakan data yang tersedia dan ide-ide mereka sendiri untuk menggambarkan kesimpulan tentang informasi yang tidak disediakan.  “Apa yang kamu lihat bukanlah apa yang kamu pahami.” Hal ini karena interpretasi seringkali mengharuskan konsumer untuk membuat kesimpulan. Suatu kesimpulan melebihi apa yang dinyatakan atau yang diperlihatkan.

§ Quality Signals
Kesimpulan yang berhubungan dengan kualitas produk secara relatif konsisten diantara para konsumer.
Price-perceived quality merupakan suatu kesimpulan yang didasarkan pada pepatah populer “kamu mendapatkan apa yang kamu bayar.” Konsumer seringkali menyimpulkan bahwa brand yang harganya mahal memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan brand yang harganya lebih murah.
Advertising intensity juga merupakan tanda kualitas. Konsumer cenderung menyimpulkan bahwa brand yang lebih sering diiklankan memiliki kualitas yang lebih tinggi.
Warranty (garansi) merupakan tanda kualitas lainnya, garansi yang lebih lama umumnya menandakan kualitas yang lebih tinggi.
Country of origin (COO) merupakan petunjuk kualitas lainnya dimana konsumer menginterpretasikan produk secara lebih positif ketika produk tersebut dihasilkan dari suatu negara yang mereka terima secara positif.

§ Interpreting Images
Kesimpulan konsumer tentang gambar visual menjadi lebih penting ketika iklan meningkatkan penggunaan visual imagery mereka. Penterjemahan verbal dari makna yang disampaikan oleh gambar (image) umumnya tidak tidak lengkap dan tidak cukup. Suatu gambar bermakna ribuan kata tidak hanya karena gambar tersebut menyampaikan realita secara lebih efisien daripada kata-kata tapi juga karena menyampaikan makna dimana kata-kata saja tidak cukup untuk mengekspresikannya.

§ Missing Information and Ethical Concerns
Ketika data tentang suatu atribut hilang, konsumer dapat menentukan nilainya berdasarkan pada hubungan yang diperkirakan antara atribut tersebut dengan salah satu data yang tersedia, mereka dapat menentukannya berdasarkan rata-rata penilaian mereka terhadap atribut-atribut yang tersedia, mereka mungkin mengasumsikannya sebagai atribut yang lebih lemah dibandingkan dengan data yang disajikan, atau melalui sejumlah strategi lainnya. 


PERCEPTION AND MARKETING STRATEGY
            Persepsi memegang implikasi pada strategi pemasaran pada sejumlah area.

Retail Strategy
Pengecer biasanya menggunakan moment pembukaan dengan sangat efektif. Interior toko didesain dengan benda-benda yang sering dibeli (pengalengan yang baik, buah/. Benda yang memilki margin yang tinggi biasanya diletakkan pada tempat yang ramai untuk menggunakan kesempatan dalam meningkatkan pembukaan.
Posisi rak dan jumlah jarak rak mempengaruhi benda atau merek yang diberikan perhatian. Toko yang didesain dengan susunan rak-rak yang tampak tinggi dan tanda diatas untuk membuat lokasi benda (information-processing task) akan mempermudah. Dan cross-promotion, dengan apa yang ditandakan pada satu area dari toko yang dilengkapi dengan promosi produk yang lain (ssusu menandakan gang kue). 

Brand Name and Logo Development 
Nama merek bisa mempengaruhi apapun dari rasa makanan hingga warna. Satu studi menemukan bahwa orang lebih suka pokat hijau muda walaupun warnanya benar-benar sama. 

Linguistik Consideration. Terkadang nama merek yang baru tidak memberikan nama yang melekat, tetapi membangun asosiasi sebagai konsumen yang menumbuhkan pengalaman dengan mereka. Contohnya Ford dan Toyota. Aspek kedua adalah bunyi atau fonem. Bunyi dan kata bisa menyimbolkan atribut produk. Contohnya, bunyi keras dan huruf vocal (Frosh) menjadi lebih baik digunakan untuk menyatakan es krim yang kaya dengan krim dari pada bunyi yang lebih jelas (Frish). Lexicon memilih nama Blackberry untuk penelitian dalam gerkan alat yang dipegang karena Blackberry member kesan kecil. Bunyi “b” diasosiasikan dengan kuat terhadap relaksasi, dan bunyi dua ”b” pada permulaan dari black dan berry yang member kesan kecepatan jelas dan garing. Nama blackberry memberi kesan kecil, mudah digunakan, dan cepat. 

Branding Strategy. Marketer menggunakan banyak strategi untuk membuat pengaruh yang kuat pada nama merek yang sudah ada. Salah satunya adalah brand extention, dimana merek yang ada memperpanjang astu kategori dengan nama yang sama seperti Levi Strauss memasukkan nama Levi pada garis skala atas pakaian pria. Yang lain adalah co-branding, sebuah aliansi dengan dua merek yang dimasukkan bersama-sama. Seperti contohnya adalah “Intel inside” computer Compaq. Brand extention dan co-branding bisa menjadi positif atau negative. Isu kuncinya adalah merasa sesuai antara merek inti daan sambungan atau dua co-brand. Ketika ada begitu banyak ketidaksesuaian, maka hal tersebut termasuk buruk, sebagai orang yang menemukan sulit untuk mengkategorikan dan membuat pengertian merek yang baru. Contohnya, pakaian pria Levi sesuai karena merek inti Levi mengesankan santai dan kasual tidak sesuai untuk formal, pakaian skala atas. 

Logo Design and Typographics. Bagaimanapun sebuah nama produk atau pelayanan yang ditampilkan- logo juga penting. Logo bisa memberikan penambahan dampak positif atau negative pada sebuah nama. Kesan adalah pengukuran secara keseluruhan seperti atribut sebagai “terpercaya” dan “kualitas tinggi. Melebihi simbol, logo juga bentuk dan bentuk dari huruf pada nama mereka dimana dihungkan dengan tipe wajah dan tipe tulisan. Logo bisa memberikan makna yang berbeda dan sesuai antara jenis tulisan dan produk. 

Media Strategy 
Semakin banyaknya alternative media menyebabkan strategi pemasaran menjadi sulit dan mahal untuk dapat memperoleh perhatian penonton yang menjadi target utama. Fakta bahwa proses ini lebih bersifat selektif daripada random adalah merupkan hal yang mendasari keefektifan media strategy. Untuk high-involvement product, iklan harus ditempatkan pada media dengan konten yang relevan dengan produk. Sebaliknya, untuk low-involvement product seharusnya ditempatkan di media yang reputable dengan konten independent, sepanjang itu sering dilihat oleh target ppasar. Dalam situasi seperti ini, marketer harus menemukan media dimana target pasar tertarik dan menempatkan advertising message pada media tersebut. Target pasar didefinisikan sebagai usia, kelas social, atau tahap dimana family life cycle memiliki kecenderungan terhadapmedia yang berbeda, yang kemudian dapat digunakan untuk pemilihan media. 

Advertisements
Iklan menghasilkan dua tugas penting, yaitu meraih perhatian dan menyampaikan pesan. Jika anda ingin mendesain suatu kampanye untuk meningkatkan penggunaan penyegar toilet buatan perusahaan Anda, tapi riset menunjukkan bahwa target pasar anda memiliki ketertarikan yang relative kecil terhadap produk tersebut. Apa yang akan anda lakukan? Ada dua strategi yang memungkinkan. Salah satunya adalah memanfaatkan strategi stimulus, seperti warna yang cerah untuk menarik perhatian. Yang kedua yaitu menyertakan pesan pada topic yang membuat target tertarik. Bagaimanapun, menggunakan faktor yang tidak berhubungan dengan kategori produk untuk menarik perhatian target harus disertai dengan peringatan. Pertama, hal itu mungkin akan mengalihkan perhatian audiensi dari pesan utama brand saat stimulus bersaing untuk memperoleh perhatian yang terbatas. Itulah mengapa perusahaan sering menggunakan humor, sex appeal, dan selebritis yang relevan dengan produk atau pesan. Kedua, mungkin secara negative akan mempengaruhi interpretasi. Misalnya, humor didalam iklan asuransi akan membuat brand dinilai tidak reliable.
 

Package Design and Labelling 
Kemasan juga akan menarik perhatian dan menyampaikan informasi. Kemasan memiliki komponen fungsional dan perceptual. Contohnya adalah lapisan permen M&M’s. Permen ini fungsional, dimana menjaga agar coklat tidak mencair di tangan, tapi juga perceptual dimana warna-warna yang cerah menjadi menarik dan unik walaupun memilki rasa yang sama.
Warna yang cerah, kemasan yang panjang, dan bentuk yang tidak biasa dapat menarik perhatian, menyampaikan pesan, dan mempengaruhi pengkonsumsian. Kemasan juga berisi informasi produk dan peringatan. Pertimbngan etis dan hokum mengharuskan marketer menempatkan label peringatan pada berbagai produk. 

___________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA
http://kerajaanberbagi.blogspot.co.id/2011/12/bab-ii-perilaku-konsumen-john-c-mowen.html
http://i-purnama.blogspot.co.id/2016/01/makalah-persepsi-konsumen.html
https://fit28aro.wordpress.com/2011/03/02/persepsi/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/50999/4/Chapter%20II.pdf
http://jurusankomunikasi.blogspot.co.id/2009/03/faktor-personal-yang-mempengaruhi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar