CHAPTER 8 : PERSEPSI
DEFINISI PERSEPSI
Persepsi berasal dari bahasa latin perception yang berarti menerima atau
mengambil. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak
akurat, tidak mungkin komunikasi yang disampaikan dapat diterima secara
maksimal. Berikut beberapa definisi mengenai persepsi :
1. Persepsi adalah suatu proses
menafsirkan stimuli-stimuli yang diperoleh indera manusia. Proses indera
menangkap stimuli dinamakan sensasi. Jadi, sensasi adalah proses menangkap
stimuli. Agar stimuli tersebut memiliki makna, maka komunikan melakukan
persepsi yang bergantung pada pikiran dan perasaannya (Suranto, 2011: 63).
2. Persepsi adalah suatu proses
dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasi menjadi
informasi yang bermakna. Stimulasi tersebut terdiri dari suatu obyek tertentu
yang dilihat konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya. (Ferrinadewi,
2008:42).
3. Kotler dalam Noviyarto
(2010: 111) mendefinisikan persepsi adalah proses yang digunakan konsumen untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi.
KARAKTERISTIK PERSEPSI
Information Processing adalah sejumlah aktivitas yang mana stimulus
diterima, diubah dalam bentuk informasi, dan disimpan. Proses persepsi sangat
penting dan berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen (Neal, Quester dan
Hawkins, 2004: 20). Dalam
memahami persepsi, pertama-tama harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
sensasi. Sensasi diterima oleh manusia melalui panca indera, yaitu mata, telinga,
hidung, mulut dan kulit yang disebut juga sistem sensorik (Prasetijo dan
Ihalauw, 2005: 67). Sensasi yang diterima oleh sistem sensorik manusia disebut
juga stimulus.Berikut gambaran proses
persepsi menurut Solomon dalam Ferrinadewi (2008: 43) :
Gambar diatas menjelaskan
bahwa stimuli eksternal merupakan bahan mentah yang diterima oleh konsumen
melalui beberapa saluran panca indera manusia yang berfungsi sebagai sensory receptor atau sensor penyerap.
Melalui sensor penyerap, bahan mentah tersebut akan memicu terjadinya proses
internal, yakni persepsi konsumen terhadap stimuli-stimuli eksternal tersebut.
Proses persepsi terjadi secara cepat, otomatis dan tidak disadari oleh konsumen.
Berikut penjelasan dari masing-masing bagan yang ada di gamber sebelumnya berdasarkan pendapat Ferrinadewi (2008: 44) :
1. Pandangan
Perusahaan mencoba berkomunikasi
kepada publiknya dengan memberikan rangsangan pada indera penglihatan konsumen
seperti rancangan toko, etalase produk, serta memperhatikan efek warna, sinar,
bentuk, gaya, tata letak, ukuran dan sebagainya. Warna seringkali
diasosiasikan dengan suasana tertentu,
2. Suara
Suara seperti musik dapat
mewakili suasana hati (mood) manusia
dan menciptakan brand awareness terhadap
produk. Beberapa restoran seringkali menyajikan musik yang lembut untuk
menciptakan suasana relaks bagi pengunjungnya sehingga mereka merasa nyaman
untuk kembali.
3. Aroma
Aroma atau bau tertentu
dapat mempengaruhi emosi seseorang, apakah rasa senang, suka, tenang, bahkan
sebal. Aroma juga mengingatkan pada pengalaman masa lampau dan mengurangi
stres. Dalam bidang jasa, aroma pun banyak digunakan untuk mempengaruhi
perasaan dan perilaku konsumen.
4. Rasa
Sensory receptor berperan penting ketika
mereka berinteraksi dengan produk. Bahkan konsumen seringkali memiliki rasa
suka yang tinggi untuk rasa tertentu. Kondisi ini sering ditemukan pada produk
yang mengandung unsur jasa seperti restoran.
5. Tekstur
Mood atau perasaan tertentu dapat
diciptakan melalui sentuhan, seperti tekstur suatu produk.
PERSEPSI ADALAH PROSES DIMANA INDIVIDU DIEKSPOS
Tahapan / proses dimana
individu diekspos adalah :
A. Tahap Exposure( Paparan ). Konsumen menerima informasi
melalui panca indera
Salah satu karakteristik
yang menonjol dari pemrosesan informasi konsumen pada tahap exposure adalah
selektivitasnya. Melalui proses yang dikenal sebagai exposure selektif,
konsumen secara aktif memilih apakah akan mengekspor atau tidak diri mereka
pada informasi.
Lingkungan di sekitar
konsumen menyediakan banyak stimuli dan mungkin konsumen tersebut hanya menaruh
perhatian pada satu stimuli dan tidak menghiraukan stimuli lainnya. Menurut
Prasetijo dan Ihalauw (2005: 71) kemampuan sistem sensorik untuk menerima
stimulus dipengaruhi oleh faktor fisik (sehat atau tidaknya alat-alat sensorik
atau reseptor sensorik) dan faktor intensitas stimulus (adanya pengulangan
stimulus).
Walaupun konsumen sering
menghindari iklan dan stimulus marketing lain, terkadang mereka secara aktif
mencari stimulus tersebut untuk berbagai alasan seperti untuk mencapai gol,
hiburan dan informasi.
Eksposure terhadap iklan
online dapat bersifat voluntary dan involuntary. Eksposure terhadap iklan
banner dan pop-ups ketika kita mencari suatu informasi bersifat involuntary,
sedangkan jika kita mengklik iklan tersebut maka hal itu sudah bersifat voluntary.
Permission-based marketing terjadi ketika konsumen secara sukarela memilih dan bersedia menerima promosi iklan melalui email. Konsumen dapat mengendalikan pesan yang ingin diterima dan menjadi lebih reseptif dan responsive terhadapp pesan tersebut.
Permission-based marketing terjadi ketika konsumen secara sukarela memilih dan bersedia menerima promosi iklan melalui email. Konsumen dapat mengendalikan pesan yang ingin diterima dan menjadi lebih reseptif dan responsive terhadapp pesan tersebut.
B. Tahap Perhatian.
Perhatian (attention) adala proses mental ketika
stimulus atau rangkaiaan stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimulus lainnya melemah (Jalaluddin Rakhmat, 2011: 51). Keterbatasan otak
dalam memproses informasi menimbulkan perceptual
selection, artinya konsumen menentukan dan memilih diantara stimulus yang
ada. Artinya, perhatian adalah tentang sejauh mana individu memproses stimuli
tertentu.
1)
Faktor Stimulus
Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual
atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Setiap komunikasi atau
stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan
komponen-komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli
utama. Faktor stimulus adalah karakteristik fisik dari suatu stimulus.
Karakteristik stimulus seperti ukuran dan warna iklan dapat dikendalikan oleh
marketer dan dapat menarik perhatian terlepas dari karakteristik individu atau
situasi.
Size. Umumnya stimulus yang
lebih besar lebih diperhatikan daripada stimulus yang lebih kecil.
Intensity. Intensitas (contohnya, kekerasan
suara, kecerahan, durasi) stimulus dapat meningkatkan perhatian. Contohnya,
semakin panjang sebuah scene iklan ditayangkankan dalam layar, maka akan
semakin mudah menarik perhatian dan diingat. Dalam konteks online, satu aspek
dari intensitas adalah intrusiveness, atau tingkat dimana sesorang dipaksa
harus melihat atau berinteraksi dengan iklan spanduk untuk melihat isi yang
diinginkannya.
Attractive Visuals. Individu cenderung untuk
tertarik pada stimulus yang menyenangkan dan menolak stimulus yang tidak
menyenangkan. Hal ini menjelaskan kemampuan dari attractive visual seperti
pemandangan pegunungan dan model yang keren untuk menarik perhatian konsumen
dalam sebuah iklan.. Keunggulan gambar berpengaruh pada perhatian dan
menunjukkan pentingnya sebuah iklan bergambar dan juga menunjukkan mengapa
penggunaan gambar dalam iklan cetak dapat dibenarkan. Perhatian dikatakan
terbatas, menarik perhatian dari satu elemen iklan dapat mengurangi elemen
lainnya. Contohnya, menambah ukuran gambar dalam iklan cetak dapat mengurangi
jumlah perhatian yang diberikan konsumen pada merek.
Faktor lainnya yang menarik
perhatian pada iklannya sendiri dan bukan pada mereknya dan juga nilai jualnya
harus digunakan secara hati-hati. Komponen visual iklan merupakan salah satu factor
tersebut. Model yang menarik menyajikan faktor lainnya. Satu perusahaan
menemukan bahwa menampilkan model yang berpakaian seksi dalam iklan cetak
menarik perhatian dari merek dan mengarahkan perhatian pada model tersebut.
Sehingga konsumen hanya mengingat nama merek produk hanya selama 72 jam, dan
menurun 27 persen.
Color and Movement . Warna dan gerakan disajikan
untuk menarik perhatian, dengan warna yang cerah dan item yang bergerak akan
lebih diingat. Karakteristik dan kekhususan warna membuat perasaan tertarik,
yang kemudian berhubungan dengan perhatian. Warna yang lebih cerah akan lebih
menarik dibandingkan yang tidak cerah. Dan, warna yang hangat seperti warna
merah dan kuning lebih menarik dibanding warna merah.
Warna dan gerakan juga
penting dalam periklanan. Iklan spanduk dengan animasi bergerak akan lebih
menarik perhatian dibanding dengan iklan yang sama tanpa animasi bergerak.
Dalam sebuah studi dari periklanan Yellow Pages, iklan berwarna lebih sering
disertakan dibanding iklan tanpa warna.
Position. Posisi merupakan penempatan
suatu objek pada waktu atau jarak fisik. Pada toko eceran, item dapat dengan
mudah ditemukan dan dipajang untuk menarik perhatian, misalnya seperti kios.
Ketika item terletak di pusat visual individu maka individu itu akan lebih
tertarik terhadap item tersebut daripada barang yang diletakkan di tepi, Efek
posisi pada iklan sering didasarkan pada medium dan bagaimana konsumen secara
normal berinteraksi dengan medium tersebut. Dalam kontek print-out, iklan yang
diletakkan pada bagian kanan akan lebih diperhatikan daripada yang bagian kiri
dan bagaimana individu membaca majalah atau Koran dengan teliti.
Isolation. Isolasi merupakan
pemisahan suatu stimulus objek dengan objek yang lainnya. Dalam toko,
penggunaan stand dalam kios didasarkan pada prinsip ini. Dalam periklananan,
penggunaan “white space”(menempatkan pesan singkat ditengah dan yang lainnya
berwarna putih atau hitam) juga didasarkan pada prinsip ini, sama halnya dengan
diam sebentar pada acara radio komersil.
Format. Format adalah cara pesan
ditampilkan. Umumnya, presentasi yang lurus kedepan akan lebih mendapat
perhatian daripada presentasi yang kompleks.
Pesan audio pun harus mudah
dipahami.
Contrast and expectancies. Konsumen akan lebih memperhatikan stimulus yang kontras. Kekontrasan
berhubungan dengan harapan. Harapan kita mendorong persepsi kita terhadap
kekontrasan. Salah satu perhatian marketer adalah sekali promosi menjadi
familiar bagi konsumen, maka hal ini akan mengurangi kemampuan untuk menarik
perhatian dan ketertarikan mereka.
Interestingness. Individu tertarik dengan
apa merupakan karakteristik individu itu sendiri. Snowboarder akan lebih
mungkin datang ke iklan atau toko yang berhubungan dengan aktivitas tersebut.
Oleh karena itu, ada karakeristik pesan, toko, pajangan toko yang membuat ketertarikan
sehingga dapat menarik persentase populasi yang besar.
Information quantity. Faktor stimulus yang terakhir adalah information quantity, menampilkan
sejumlah cue dalam stimulus field. Cue ini dapat berhubungan dengan ciri-ciri
merek itu sendiri, pengguna merek yang khusus, situasi penggunaan yang
khusus,dan sebagainya. Informasi ini dapat dibuat pada kemasan, pajangan, di
Website, dan di iklan. Informasi dapat membantu konsumen membuat keputusan. Iklan
pada media cetak seringkali lebih menarik perhatikan dibanding dengan iklan di
TV. Ini bisa diakibatkan oleh information
overload yang terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan begitu banyak
informasi sehingga mereka tidak dapat dan tidak akan mengikuti semuanya.
2) Faktor Indvidual
Faktor individual merupakan karakteristik seseorang mengenai
ketertarikan (interest) dan kebutuhannya (need). Karakteristik ini merupakan
faktor utama yang dapat memperngaruhi perhatian konsumen.
Menurut Robbins (1998) persepsi dapat dipengaruhi
oleh faktor dari dalam karakter individu masing-masing. Karakter tersebut
dipengaruhi oleh :
1. Sikap
Faktor ini terjadi apabila ada dua individu yang
sama, namun memiliki pengertian yang berbeda akan sesuatu yang dilihat satu
sama lain. Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku
dengan cara yang tetap, baik itu menyenangkan atau tidak terhadap objek
tertentu.
2. Motivasi
Rasa ketidakpuasan individu terhadap mutu suatu
produk akan mendorong mereka untuk memiliki pengaruh yang kuat terhadap
persepinya. Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan, dorongan
bawah sadar yang membentuk perilaku bersifat biologis, psikologis dan moral
individu semua berorientasi kepada tujuan.
3. Interest
Tidak diragukan lagi bahwa minat seseorang dengan
orang lain pasti berbeda, apa yang diperhatikan oleh seseorang dan apa yang
dirasakannya dalam situasi tertentu bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Experience/pengalaman
Fokus dari karakter ini yaitu berhubungan dengan
individu yang mempunyai pengalaman masa lalu. Seseorang merasakan pengalaman
masa lalu yang kemudian dikaitkan dengan hal yang terjadi sekarang. Walaupun
beberapa pengalaman diperoleh secara sengaja, namun kebanyakan pembelajaran
pengalaman diperoleh secara kebetulan. Unsur-unsur yang menyumbang pada pemahaman
terhadap pengalaman adalah motivasi, petunjuk, tanggapan dan penguatan.
5. Ekspektasi
5. Ekspektasi
Suatu pengharapan pada satu produk yang apabila tidak sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen, maka hal tersebut dapat merubah persepsi mereka dari
stimuli yang mereka terima sebelumnya.
3)
Faktor Situasional
Faktor Situasional adalah faktor di dalam lingkungan
objek yang dapat mempengaruhi tingkat kepekaan konsumen terhadap stimuli.
Misalnya apabila konsumen ditempatkan pada suatu pasar yang penuh sesak, maka
konsumen tersebut tidak akan menaruh perhatian pada stimuli yang berada di
lingkungan sekitar, melainkan dia akan meminimalisir waktu yang ada ditempat
tersebut. Berbeda halnya dengan penumpang Garuda Airlines yang memiliki
kenyamanan dan kesenjangan waktu untuk membaca majalah yang penuh iklan-iklan
dan membaca daftar harga barang yang dijual pihak Garuda.
·
Kekacauan / Clutter
Clutter. Clutter menggambarkan banyaknya stimulus
yang terdapat dalam lingkungan. Dalam sebuah penelitian ,menyatakan bahwa
ketika kita memberikan lingkungan dengan display point-of-purchase yang terlalu
banyak, maka hal tersebut dapat menurunkan jumlah atensi consumer pada display
tersebut. Begitu juga dalam hal iklan, konsumen lebih sedikit memberikan
perhatian pada iklan dalam kelompok besar, dibandingkan dengan iklan yang ada
dalam kelompok kecil.
·
Faktor Keterlibatan Program
Pada umunya audien atau konsumen memperhatikan iklan
yang ada karena didukung oleh suatu program (isi editorial), bukan karena pesan
dari iklan tersebut. Perlu diketahui bahwa sifat atau ciri suatu program dapat
mempengaruhi intensitas perhatian yang dapat diterima oleh iklan.
4)
Nonfocussed Situation
·
Hemispheric Lateralization
Merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
aktivitas yang berlangsung di sisi lain otak. Otak bagian kiri secara primer
bertanggung jawab terhadap informasi verbal, representasi symbol, analisa
sekuen, dan bagian kesadaran yang melaporkan hal apa yang terjadi. Bagian otak
kiri mengontrol aktivitas yang kita sebut pemikiran rasional. Sedangkan bagian
kanan otak bekerja dengan gambar, geometri, dan informasi nonverbal dimana
individu tidak mampu mengungkapkannya secara verbal. Bagian otak kanan
berhubungan dengan gambar dan impresi.
Otak bagian kiri membutuhkan waktu istirahat secara berkala, sedangkan otak bagian kanan dapat dengan mudah melakukan scan informasi dalam jumlah besar dalam waktu yang tak terbatas. Berdasarkan hal ini Kruggman menyatakan” merupakan kemampuan otak kanan untuk merekam gambar yang menyebabkan bagian otak tersebut dapat melakukan screening lingkungan dengan cepat-untuk memilih bagian mana yang harus difokuskan oleh otak bagian kiri.” Suatu penelitian mengenai banner iklan menemukan adanya proses preconscious screening. Dikatakan bahwa para web surfer mampu untuk mlihat sebuah banner iklan tanpa melihatnya secara langsung.
Namun, perhartian secara langsung yang diberikan pada iklan
tersebut hanya sekitar 49 persen dari keseluruhan waktu ia melihat banner iklan
tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan di web ini disimpulkan bahwa
konsumen mampu membentuk pengetahuannya mengenai karakteristik banner (ukuran
dan lokasinya) yang digunakan untuk menghindari perhatian secara langsung.
Namun, bukan karena konsumen tidak memberikan perhatian secara langsung kepada
sebuah iklan bukan berarti ia tidak terpengaruh.
·
Subliminal Stimuli
Suatu pesan yang disampaikan dengan begitu cepat, begitu
perlahan-lahan, atau dengan begitu ditutup-tutupi oleh pesan lainnya yang tidak
disadari, tidak terlihat atau tidak terdengar disebut dengan subliminal
stimuli. Iklan yang bersifat subliminal telah menjadi perhatian dari sebuah
penelitian dan perhatian masyarakat. Karena merupakan suatu pertimbangan bagi
konsumen untuk meperhatikan atau tidak memperhatikan iklan tersebut.
Banyak orang percaya bahwa konsumen dapat dipengaruhi pada
tingkat ‘bawah sadar’ bahkan tingkat ‘tidak sadar’ dengan iklan “subliminal”.
Iklan subliminal mampu mempengaruhi perilaku konsumen tanpa konsumen
menyadarinya. Contoh klasik uji percobaan iklan subliminal adalah tayangan
kilat pesan seperti “makanlah popcorn” atau “minumlah Coca-Cola” yang
diselipkan dalam sebuah film di bioskop New Jersey. Tayangan ini
begitu cepatnya sehingga tak dapat ditangkap pikiran ‘sadar’.
C. Tahap
Pemahaman. Proses rancangan panca indera sehingga mereka
dapat memahaminya.
Interpretasi terjadi ketika
konsumen memberikan makna pada sekumpulan stimuli yang diterimanya.
Interpretasi konsumen terhadap suatu simuli yang diterimanya, dipengaruhi oleh
latar belakang konsumen, seperti demografi, gaya hidup, psikografi atau
budayanya.
Neal, Quester dan Hawkins (2004: 240) menjabarkan
faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut :
1.
Karakteristik
Individual
Dua variabel yang
mempengaruhi interpretasi seseorang terhadap suatu objek adalah pengalaman dan
harapan.
·
Pengalaman
Setiap individu
memiliki pengalaman atau pembelajaran masa lalu terhadap suatu kategori produk
yang dapat mempengaruhi terjadinya pemberian makna terhadap obyek tertentu.
·
Harapan
Individu memiliki
harapan tertentu terhadap obyek yang akan dikonsumsinya.
2.
Karakteristik
Situasional
Karakteristik
situasional diantaranya seperti lapar, waktu yang tersedia untuk mengkonsumsi
suatu objek.
3.
Karakteristik Stimulus
Sifat alamiah suatu
produk, kemasan, dan iklan memiliki kontribusi besar terhadap proses mental
individu dalam memberikan makna terhadap pesan atau stimuli yang disampaikan.
Konsumen biasanya menggunakan nama merek (brand),
harga, tampilan fisik produk, dan reputasi perusahaan sebagai indikator
kualitas produk.
Konsumer bereaksi dan
menginterpretasikan sifat dasar dari stimulus (ukuran, bentuk, warna), cara
pengaturan stimulus, dan perubahan pada stimulus.
§ Sifat
Sifat yang spesifik
dari stimulus seperti ukuran, bentuk, dan warna mempengaruhi interpretasi.
Diluar sifat yang spesifik, secara umum stimulus dapat dikategorikan sebagai
stimulus yang mudah atau yang sulit untuk diproses.
§ Pengaturan
Pengaturan mempengaruhi
interpretasi dan kategorisasi konsumer. Misalnya, kita lebih cenderung menerima
huruf-huruf yang membentuk kata yang kamu baca sebagai kata dibandingkan dengan
sebagai huruf yang berdiri sendiri. Efek ini ditingkatkan oleh fakta bahwa
setiap kata memiliki huruf yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh spasi
yang lebih besar, prinsip ini disebut dengan proximity. Proximity merujuk pada
fakta dimana stimulus yang diposisikan saling berdekatan dianggap termasuk ke
dalam kategori yang sama. Terkadang proximity datang dari stimulus itu sendiri
Ambush marketing adalah istilah
yang diberikan kepada sebuah perusahaan atau merek yang mencoba mengaitkan diri
dengan sebuah event akbar tertentu (biasanya event olah raga) tanpa perusahaan
tersebut membayar dan mendapatkan hak sponsorship dari event tersebut.
Sebuah hotel misalnya, secara khusus mendekorasi
ruangan-ruangannya mengikuti kostum tim-tim yang berlaga di Piala Dunia. Ada
juga kasus lain di mana toko cake membuat koleksi khusus Piala Dunia yang
kemudian begitu laris-manis. Atau sebuah jaringan supermarket yang melakukan
kampanye sales promo selama berlangsungnya Piala Dunia. Mereka semua bukanlah
sponsor resmi Piala Dunia, namun menuai manisnya fulus dari aksi ambush
marketing yang dilakukannya. Semakin jauh dari endusan FIFA, maka para ambusher
itu akan makin merajalela.
4. Consumer Inferences
Konsumer menggunakan data yang tersedia dan ide-ide mereka
sendiri untuk menggambarkan kesimpulan tentang informasi yang tidak disediakan.
“Apa yang kamu lihat bukanlah apa yang
kamu pahami.” Hal ini karena interpretasi seringkali mengharuskan konsumer
untuk membuat kesimpulan. Suatu kesimpulan melebihi apa yang dinyatakan atau
yang diperlihatkan.
§
Quality Signals
Kesimpulan yang berhubungan dengan kualitas produk secara
relatif konsisten diantara para konsumer.
Price-perceived
quality merupakan suatu kesimpulan yang didasarkan pada pepatah populer
“kamu mendapatkan apa yang kamu bayar.” Konsumer seringkali menyimpulkan bahwa
brand yang harganya mahal memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan brand yang harganya lebih murah.
Advertising intensity
juga merupakan tanda kualitas. Konsumer cenderung menyimpulkan bahwa brand yang
lebih sering diiklankan memiliki kualitas yang lebih tinggi.
Warranty (garansi) merupakan tanda
kualitas lainnya, garansi yang lebih lama umumnya menandakan kualitas yang
lebih tinggi.
Country of origin
(COO) merupakan petunjuk kualitas lainnya dimana konsumer
menginterpretasikan produk secara lebih positif ketika produk tersebut
dihasilkan dari suatu negara yang mereka terima secara positif.
§
Interpreting Images
Kesimpulan konsumer tentang gambar visual menjadi lebih penting
ketika iklan meningkatkan penggunaan visual imagery mereka. Penterjemahan
verbal dari makna yang disampaikan oleh gambar (image) umumnya tidak tidak
lengkap dan tidak cukup. Suatu gambar bermakna ribuan kata tidak hanya karena
gambar tersebut menyampaikan realita secara lebih efisien daripada kata-kata
tapi juga karena menyampaikan makna dimana kata-kata saja tidak cukup untuk
mengekspresikannya.
§
Missing Information and Ethical Concerns
Ketika data tentang suatu atribut hilang, konsumer dapat
menentukan nilainya berdasarkan pada hubungan yang diperkirakan antara atribut
tersebut dengan salah satu data yang tersedia, mereka dapat menentukannya
berdasarkan rata-rata penilaian mereka terhadap atribut-atribut yang tersedia,
mereka mungkin mengasumsikannya sebagai atribut yang lebih lemah dibandingkan
dengan data yang disajikan, atau melalui sejumlah strategi lainnya.
Persepsi memegang implikasi
pada strategi pemasaran pada sejumlah area.
Retail Strategy
Retail Strategy
Pengecer biasanya
menggunakan moment pembukaan dengan sangat efektif. Interior toko didesain
dengan benda-benda yang sering dibeli (pengalengan yang baik, buah/. Benda yang
memilki margin yang tinggi biasanya diletakkan pada tempat yang ramai untuk
menggunakan kesempatan dalam meningkatkan pembukaan.
Posisi rak dan jumlah
jarak rak mempengaruhi benda atau merek yang diberikan perhatian. Toko yang
didesain dengan susunan rak-rak yang tampak tinggi dan tanda diatas untuk
membuat lokasi benda (information-processing task) akan mempermudah. Dan
cross-promotion, dengan apa yang ditandakan pada satu area dari toko yang
dilengkapi dengan promosi produk yang lain (ssusu menandakan gang kue).
Brand Name and Logo Development
Nama merek bisa
mempengaruhi apapun dari rasa makanan hingga warna. Satu studi menemukan bahwa
orang lebih suka pokat hijau muda walaupun warnanya benar-benar sama.
Linguistik Consideration. Terkadang nama merek
yang baru tidak memberikan nama yang melekat, tetapi membangun asosiasi sebagai
konsumen yang menumbuhkan pengalaman dengan mereka. Contohnya Ford dan Toyota. Aspek
kedua adalah bunyi atau fonem. Bunyi dan kata bisa menyimbolkan atribut produk.
Contohnya, bunyi keras dan huruf vocal (Frosh) menjadi lebih baik digunakan
untuk menyatakan es krim yang kaya dengan krim dari pada bunyi yang lebih jelas
(Frish). Lexicon memilih nama
Blackberry untuk penelitian dalam gerkan alat yang dipegang karena Blackberry
member kesan kecil. Bunyi “b” diasosiasikan dengan kuat terhadap relaksasi, dan
bunyi dua ”b” pada permulaan dari black dan berry yang member kesan kecepatan
jelas dan garing. Nama blackberry memberi kesan kecil, mudah digunakan, dan
cepat.
Branding Strategy. Marketer menggunakan banyak strategi untuk membuat
pengaruh yang kuat pada nama merek yang sudah ada. Salah satunya adalah brand
extention, dimana merek yang ada memperpanjang astu kategori dengan nama yang
sama seperti Levi Strauss memasukkan nama Levi pada garis skala atas pakaian
pria. Yang lain adalah co-branding, sebuah aliansi dengan dua merek yang
dimasukkan bersama-sama. Seperti contohnya adalah “Intel inside” computer
Compaq. Brand extention dan co-branding bisa menjadi positif atau negative. Isu
kuncinya adalah merasa sesuai antara merek inti daan sambungan atau dua
co-brand. Ketika ada begitu banyak ketidaksesuaian, maka hal tersebut termasuk
buruk, sebagai orang yang menemukan sulit untuk mengkategorikan dan membuat
pengertian merek yang baru. Contohnya, pakaian pria Levi sesuai karena merek
inti Levi mengesankan santai dan kasual tidak sesuai untuk formal, pakaian
skala atas.
Logo Design and Typographics. Bagaimanapun sebuah
nama produk atau pelayanan yang ditampilkan- logo juga penting. Logo bisa memberikan
penambahan dampak positif atau negative pada sebuah nama. Kesan adalah
pengukuran secara keseluruhan seperti atribut sebagai “terpercaya” dan
“kualitas tinggi. Melebihi simbol, logo
juga bentuk dan bentuk dari huruf pada nama mereka dimana dihungkan dengan tipe
wajah dan tipe tulisan. Logo bisa memberikan makna yang berbeda dan sesuai
antara jenis tulisan dan produk.
Media Strategy
Semakin banyaknya
alternative media menyebabkan strategi pemasaran menjadi sulit dan mahal untuk
dapat memperoleh perhatian penonton yang menjadi target utama. Fakta bahwa
proses ini lebih bersifat selektif daripada random adalah merupkan hal yang
mendasari keefektifan media strategy. Untuk high-involvement
product, iklan harus ditempatkan pada media dengan konten yang relevan dengan
produk. Sebaliknya, untuk low-involvement product seharusnya ditempatkan di media
yang reputable dengan konten independent, sepanjang itu sering dilihat oleh
target ppasar. Dalam situasi seperti ini, marketer harus menemukan media dimana
target pasar tertarik dan menempatkan advertising message pada media tersebut.
Target pasar didefinisikan sebagai usia, kelas social, atau tahap dimana family
life cycle memiliki kecenderungan terhadapmedia yang berbeda, yang kemudian
dapat digunakan untuk pemilihan media.
Advertisements
Iklan menghasilkan dua tugas penting, yaitu meraih perhatian dan menyampaikan pesan. Jika anda ingin mendesain suatu kampanye untuk meningkatkan penggunaan penyegar toilet buatan perusahaan Anda, tapi riset menunjukkan bahwa target pasar anda memiliki ketertarikan yang relative kecil terhadap produk tersebut. Apa yang akan anda lakukan? Ada dua strategi yang memungkinkan. Salah satunya adalah memanfaatkan strategi stimulus, seperti warna yang cerah untuk menarik perhatian. Yang kedua yaitu menyertakan pesan pada topic yang membuat target tertarik. Bagaimanapun, menggunakan faktor yang tidak berhubungan dengan kategori produk untuk menarik perhatian target harus disertai dengan peringatan. Pertama, hal itu mungkin akan mengalihkan perhatian audiensi dari pesan utama brand saat stimulus bersaing untuk memperoleh perhatian yang terbatas. Itulah mengapa perusahaan sering menggunakan humor, sex appeal, dan selebritis yang relevan dengan produk atau pesan. Kedua, mungkin secara negative akan mempengaruhi interpretasi. Misalnya, humor didalam iklan asuransi akan membuat brand dinilai tidak reliable.
Iklan menghasilkan dua tugas penting, yaitu meraih perhatian dan menyampaikan pesan. Jika anda ingin mendesain suatu kampanye untuk meningkatkan penggunaan penyegar toilet buatan perusahaan Anda, tapi riset menunjukkan bahwa target pasar anda memiliki ketertarikan yang relative kecil terhadap produk tersebut. Apa yang akan anda lakukan? Ada dua strategi yang memungkinkan. Salah satunya adalah memanfaatkan strategi stimulus, seperti warna yang cerah untuk menarik perhatian. Yang kedua yaitu menyertakan pesan pada topic yang membuat target tertarik. Bagaimanapun, menggunakan faktor yang tidak berhubungan dengan kategori produk untuk menarik perhatian target harus disertai dengan peringatan. Pertama, hal itu mungkin akan mengalihkan perhatian audiensi dari pesan utama brand saat stimulus bersaing untuk memperoleh perhatian yang terbatas. Itulah mengapa perusahaan sering menggunakan humor, sex appeal, dan selebritis yang relevan dengan produk atau pesan. Kedua, mungkin secara negative akan mempengaruhi interpretasi. Misalnya, humor didalam iklan asuransi akan membuat brand dinilai tidak reliable.
Package Design and Labelling
Kemasan juga akan
menarik perhatian dan menyampaikan informasi. Kemasan memiliki komponen
fungsional dan perceptual. Contohnya adalah lapisan permen M&M’s. Permen
ini fungsional, dimana menjaga agar coklat tidak mencair di tangan, tapi juga
perceptual dimana warna-warna yang cerah menjadi menarik dan unik walaupun
memilki rasa yang sama.
Warna yang cerah, kemasan yang panjang, dan bentuk yang tidak biasa dapat menarik perhatian, menyampaikan pesan, dan mempengaruhi pengkonsumsian. Kemasan juga berisi informasi produk dan peringatan. Pertimbngan etis dan hokum mengharuskan marketer menempatkan label peringatan pada berbagai produk.
Warna yang cerah, kemasan yang panjang, dan bentuk yang tidak biasa dapat menarik perhatian, menyampaikan pesan, dan mempengaruhi pengkonsumsian. Kemasan juga berisi informasi produk dan peringatan. Pertimbngan etis dan hokum mengharuskan marketer menempatkan label peringatan pada berbagai produk.
___________________________________________________________________________
LINK POWER POINT DAPAT DILIHAT DIhttps://docs.google.com/presentation/d/19yHfAXKzljM3v612obFMgF-orLxbBhprxx0k7Xdghxk/pub?start=false&loop=true&delayms=3000
DAFTAR PUSTAKA
http://kerajaanberbagi.blogspot.co.id/2011/12/bab-ii-perilaku-konsumen-john-c-mowen.html
http://i-purnama.blogspot.co.id/2016/01/makalah-persepsi-konsumen.html
https://fit28aro.wordpress.com/2011/03/02/persepsi/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/50999/4/Chapter%20II.pdf
http://jurusankomunikasi.blogspot.co.id/2009/03/faktor-personal-yang-mempengaruhi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar